Kamu pernah berkomentar, untuk apa produsen boneka susah-susah membuat boneka super mahal dan merepotkan yang bisa makan, kencing, dan berak padahal manusia bisa melakukan ketiganya. Apalagi, wajahnya sama sekali tidak lucu bagimu.
Di lain waktu, kamu menggunjingkan goresan lipstik yang tidak rata dari seorang gadis yang baru belajar berdandan. Atau kamu akan menyinyiri selera berpakaian orang yang menurutmu buruk.
Kamu tidak pernah lelah memakai topeng sosok antagonis dalam goresan ceritamu sendiri. Padahal, topengmu sudah rapuh: memudar dan mengabu.
Maskaramu sudah berkali-kali luntur karena menangis diam-diam. Kamu menggigil dan tanganmu gemetar, memegang selembar foto. Deru kendaraan menerbangkan debu. Penjaja es menawarkan dagangan. Kernet bus meneriakkan tujuan. Perutmu seakan ditarik-tarik. Topan berputar dalam kepalamu. Ada yang berdenging kencang.
Aku adalah dirimu dalam kaca pigura yang remuk dalam genggaman manusia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment