Menjadi Asing dengan Zona Nyaman (2)


Kalau kamu pernah menonton serial Sherlock Holmes versi BBC, kamu pasti tahu Benedict Cumberbatch. Nah, Benedict Cumberbatch ini pernah bilang, “The further you get away from yourself, the more challenging it is. Not to be in your comfort zone is great fun.”

Setelah saya menaikkan tulisan ini, ada respon dari seorang teman. Katanya, bergerak di zona nyaman itu nggak masalah, karena semua orang punya jalan masing-masing.
Coba bayangkan, semua orang pengen jadi pemimpin. Terus siapa yang dipimpin? Yang perlu ditingkatkan sebenarnya adalah nafsu untuk mencapai visi hidup.
... komentarnya berat, kan, ya. Kebanyakan baca jurnal bahasa Jerman kayaknya.

Tapi, sebentar, mungkin persepsi soal zona nyaman kita belum sama?

Mungkin benar, memang tidak masalah jika tetap diam di tempat. Tidak apa-apa, tidak ada yang melarang. Namun, saya percaya, semakin kita mengeksplor diri, maka apa yang kita tahu juga semakin banyak. Ketika seseorang mau dan berani untuk menantang diri dengan hal baru, maka ia akan sadar betapa 'kecil'nya dirinya. Ada dunia baru yang akhirnya ia jelajahi, ada wajah baru yang ia temui, dan ada upaya diri untuk bisa survive di tengah-tengahnya hal-hal baru itu. Dan, begitulah caranya kepribadian seseorang bisa semakin berkembang.

Mungkin ini seperti Jared Grace yang tertantang untuk tetap mencari tahu fakta apa yang ada di balik buku Panduan Lapangan Arthur Spiderwick meskipun dia mendapatkan banyak masalah, atau seperti Percy, Annabeth, dan Grover yang turun masuk ke dalam labirin karena ada yang mereka perjuangkan, meskipun belum tentu mereka akan berhasil mendapatkannya.

Kalau dikaitkan dengan kepemimpinan, sebenarnya saya nggak melihat relevansinya. Nggak semua orang punya ambisi untuk jadi pemimpin, tapi bukan berarti orang itu nggak perlu keluar dari zona nyamannya. Tapi, ya, setiap orang punya jalan masing-masing. Masa depan memang jadi misteri, bukan? Seperti halnya jodoh. Eh...

Anyhow, jadi intinya adalah, saya tengah mencoba dan merancang berbagai hal baru untuk saya lakukan. Challenging myself. Beberapa sudah berjalan, beberapa masih berupa rencana. Hasilnya? Saya bisa mengasah sekaligus mengukur kemampuan dan pengetahuan saya. Saya sadar nggak mudah untuk menumbuhkan kemauan diri untuk menyelesaikan suatu hal. Saya sadar betapa banyak kenaifan yang saya miliki. Terdepak oleh realitas saja bisa jadi melempem. Kamu tahu, proses pemulihan diri itu nggak mudah, lho..

Namun, saya menghargai proses. Mungkin beginilah cara untuk menjadi dewasa. Kalaupun tidak demikian, setidaknya saya sudah mencoba.

Memanajemen waktu juga menjadi proses yang menantang, karena baru beberapa hari masuk kuliah saja, kami--mahasiswa sejurusan--sudah disambut dengan sederet judul-judul buku (beberapa dosen menyebutnya 'kitab suci') yang wajib dibaca dan akan dibahas di kelas (lalu dompet pun semakin sulit bernapas karena sering fotokopi). Saya jadi salut dengan kawan-kawan lain yang bisa mengoptimalkan skala prioritasnya di tengah kesibukan yang mereka miliki. Kalian terbaeq!

Nah, jadi apa kamu juga sedang menantang dirimu? Apapun yang sedang kamu lakukan, jangan patah semangat, ya. Selamat berjuang!

(foto: britishexploring.org)

1 comment:

  1. Hai hai... assalamualaikum.
    Ce ileh.. tumben-tumbenan ngucap salam nih :D abis denger ceramah sholat jumat di mesjid sebelah rumah tentang salam sesama umat muslim, otak gue jadi agak beneran dikit.. ahahahakkk..

    Hmm... keluar dari comfort zone itu emang gak mudah, tapi nggak sesulit yang dibayangkan juga sih. Dulu sering banget menghindari melakukan sesuatu karena alasan gak PD lah, inilah, itulah, sampai ketika suatu hari bener-bener harus melakukan itu karena gak ada cara lain. Ngumpulin keberanian dan tekad yang agak lama'an dikit. Walau alasannya karena terpaksa, akhirnya sekarang tingkat PD di dalam diri si mungil ini jadi bertambah...dikit sih..yang penting nambah kan yak.. :P ehehehhe

    ReplyDelete