Dino Patti Djalal: Nilai-nilai Baru Perlu Diinjeksi

Dino Patti Djalal lahir di Beograd, Yugoslavia, pada 10 September 1965. Sebelumnya, Dino Patti Djalal adalah Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat yang dilantik pada 10 Agustus 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tahun ini, Dino Patti Jalal ikut serta mencalonkan diri sebagai presiden. Beliau menjadi peserta konvensi Capres Partai Demokrat.

sumber: twitter.com

Dalam Seminar "Studentpreneurs: The Importance of Entrepreneurship for Social Changes in Indonesia" di Auditorium Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Senin (24/2), Dino Patti Djalal menyampaikan bahwa ada nilai-nilai yang perlu diinjeksi dalam mental rakyat Indonesia dalam berwirausaha. Pendapatnya mungkin saja didasari fakta bahwa Indonesia berada di peringkat 120 dari 183 negara dari segi kemudahan membuka usaha menurut data World Bank.

Apa saja yang perlu diinjeksi? Nilai-nilai tersebut adalah berpikiran terbuka (open minded), berani mengambil resiko (risk taking), relationship/networking, percaya diri, inovasi, dan melihat dunia sebagai pasar dan sumber kekuatan. 

Nilai pertama, berpikiran terbuka (open minded). “Kita harus terbuka pada ide ide baru dan tidak boleh bersikap xenophobia," tutur Dino.
Nilai kedua, berani mengambil resiko. Dino mengambil contoh kemajuan China di dunia adalah karena warganya berani mengambil resiko dalam usaha dan karenanya UMKMnya tumbuh pesat sebagai motor pertumbuhan ekonomi negeri tirai bambu tersebut.

Nilai ketiga adalah relationship. Menurut Dino,  bicara tentang entrepreunership adalah bicara tentang relationship. "Dalam hidup saya setiap prestasi selalu terkait relationship. Membina dan menjaga hubungan baik sebuah keharusan bagi seorang entrepreunership.”

Nilai keempat adalah percaya diri. Disebutkan Dino, percaya diri mutlak untuk menjadi seorang entrepreunership. "Jangan minder. Minder itu sudah setengah kalah. Entrepreunership harus gigih dan banyak akal," katanya.

Dino bercerita tentang kisah sukses orang Indonesia di Amerika Serikat yang bernama Sehat Sutarja. Sehat Sutarja pada usia 12 tahun mendapatkan ijazah pendidikan kelistrikan di bilangan pasar baru, Jakarta.

"Sehat pergi ke Amerika Serikat dan mendapatkan gelar doktor di sana lalu dengan 6 temannya membuka perusahaan bernama Marvel dengan modal 500 ribu US dollar. Mereka membuat produk microchips dan ditawarkan door to door. Sampai pada akhirnya Marvel mendapat kontrak dengan pemerintah AS. Sekarang Marvel menguasai 2/3 pasar microchips dunia," jelasnya.

Nilai kelima adalah melihat dunia sebagai pasar. Menurut Dino, seorang entrepreunership harus melihat dunia sebagai lautan peluang. "Dunia sebagai kesempatan, sumber modal dan  pusat inovasi. China maju karena melihat dunia sebagai pasar," sebut Dino.

Nilai keenam dan yang terakhir adalah inovasi. Inovasi disebut Dino belum menjadi mainstream jiwa kebangsaan kita. "Tantangan presiden 2014 adalah menjadikan Indonesia sebagai negara yang paling mudah untuk membuka usaha," katanya.

Untuk bisa membuka usaha dengan baik, keenam hal ini harus kita tanamkan dalam diri. Giatnya Dino memberi saran mengenai wirausaha ini bermanfaat, sebab wirausaha memiliki kemandirian dan bisa menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Hal ini akan membantu mengurangi pengangguran sekaligus kemiskinan. Lagipula, wirausaha dapat dilakukan semua orang. Memang, nanti di tengah jalan akan ada rintangan. Tapi halangan selalu bisa diatasi, yang penting adalah memiliki kusungguhan untuk berusaha dan tidak membatasi potensi diri.






Referensi:                                                                             

"Dino: Entrepreunership Belum Mengakar Kuat dalam DNA Kita." http://www.dinopattidjalal.com/web/site/read/197/Aktifitas-Terakhir/Dino:-Entrepreunership-Belum-Mengakar-Kuat-dalam-DNA-Kita (akses 28 Februari 2014)

"Dino Patti Djalal." http://id.wikipedia.org/wiki/Dino_Patti_Djalal (akses 28 Februari 2014)

"Jadi Wirausaha Itu Penting." http://kampus.okezone.com/read/2013/02/04/373/756206/jadi-wirausaha-itu-penting (akses 28 Februari 2014)

0 comments:

Post a Comment