[Wedding Story] Seserahan

Hai! Masih terkait persiapan menikah, kali ini aku mau bahas tentang seserahan.

Seserahan, sesuai definisinya, merupakan penyerahan sesuatu sebagai tanda ikatan untuk kedua calon pengantin (KBBI). Kabarnya, ini juga sebagai simbol bahwa calon suami siap untuk memenuhi kebutuhan istrinya kelak. Karena itu, isi seserahan ini umumnya merupakan keperluan dari rambut hingga kaki.

Kapan seserahan diberikan?

Perlu diketahui dulu, budaya terkait waktu pemberian seserahan ini bisa berbeda-beda ya. Ada yang memberikan seserahan ketika lamaran, ada yang ketika hari pernikahan, ada juga yang dua kali yaitu ketika lamaran dan pernikahan. Bahkan, kalau nggak salah, semisal sehari sebelum menikah ada acara (seperti midodareni), pemberian seserahan juga bisa dilakukan pada acara tersebut (jadi saat hari-H pernikahan udah nggak perlu bawa seserahan lagi). 

Kalau ada dana lebih, seserahan bisa diberikan dua kali. Kalau mau memberikan satu kali dan memilih memberikan seserahan ketika lamaran, ini bisa membuat kedua calon pengantin udah nggak perlu repot-repot memikirkan persoalan seserahan ini menjelang pernikahan. Waktu dan tenaga bisa dialihkan untuk mempersiapkan kebutuhan lain seperti undangan, tempat, dekorasi, dan lain-lain. Nah, kalau aku, seserahan diberikan saat hari-H pernikahan. Jadi, keluarga calon pengantin putra datang ke lokasi pernikahan sembari membawa seserahan, yang kemudian diterima oleh keluargaku. Ini dilakukan sebelum akad, ya.

Pemilihan waktu ini kembali pada keputusan kedua calon pengantin dan/atau keluarga. Sesuaikan dengan kebutuhan, budaya masing-masing, dan juga budget. 

Apakah perlu seserahan untuk mempelai pria?

Ini bergantung pada budaya masing-masing, ya. Kadang, aku lihat ada catin putri yang juga memberikan seserahan pada suaminya. Isinya biasanya nggak sekompleks seserahan untuk perempuan. Mungkin bisa baju, sepatu, ikat pinggang, dan sejenisnya. Tapi, akhirnya aku nggak pakai ini. 

Lalu, bagaimana teknis pembelian seserahan ini?

Sekarang ini, kayaknya kebanyakan calon mempelai perempuan akan membeli barang seserahan sendiri, ya, agar benar-benar terpakai sesuai kebutuhan dan selera. Aku pun demikian. Nanti, tinggal bilang aja ke calon suami totalnya sekian, biar diganti hehe. Atau kebalikannya, nih, yaitu calon suami kasih dana di awal ke calon istrinya. Nantinya, calon istri ini yang mengalokasikan uangnya untuk beli apa saja.

 Ada juga yang beli barang bareng, biar bisa dapat masukan langsung dari calon suami. Kalau aku, hampir semuanya dibeli secara daring. Ini preferensi pribadi aja ya, karena aku memang lebih suka belanja online karena lebih praktis dan umumnya bisa dapat harga di bawah harga beli langsung. Haha. Kalau mau minta pendapat calon suami, tinggal screenshoot aja lalu kirim pesan. Nah, biar tercatat dan terpantau, aku bikin spreadsheet yang bisa diakses bareng olehku dan calon suami. Isinya adalah daftar barang yang aku cicil beli (yap, aku nggak beli langsung dalam 1 waktu ya, melainkan dicicil) beserta harganya.

Btw, aku kurang paham apakah masih ada yang seserahannya benar-benar dipilihkan oleh keluarga calon mempelai pria. Hmm, di sekitar lingkungan kalian gimana?

DIY kotak seserahan atau sewa box?

Bikin & hias kotak seserahan sendiri bukan hal mustahil buat dilakukan. Banyak yang demikian! Hihi. Seru juga kan ya bisa dekor isi kotak sendiri sesuai kemauan. Pertimbangannya apa? Kadang, biar bisa jadi lebih cepat atau untuk menekan biaya (Bisa jadi slot jasa hias seserahan udah penuh duluan kalau booking-nya terlalu mepet. Kalau pun bisa, mungkin biayanya jadi lebih mahal.)

Awalnya, aku pengin DIY juga. Tapi, kepikiran juga bahwa di rumah sama sekali nggak punya bahan-bahan yang dibutuhkan, jadi harus beli semuanya. Kalau udah beli, nantinya nggak kepakai lagi. Takut mubadzir. Akhirnya aku lebih memilih untuk sewa box aja.

Nah, apa saja kebutuhan untuk isi seserahan?

Seperti yang aku tulis di awal, singkatnya isi seserahan adalah keperluan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kadang-kadang, ada juga yang ditambah dengan special request dari calon pengantin putri. Misalnya, aku pernah lihat ada yang seserahannya termasuk buku-buku dan alat jahit.

Selanjutnya aku akan share isi seserahan versiku, ya. Perlu dicatat bahwa ini bukan patokan, karena isi seserahan bisa berbeda-beda. Sesuaikan aja dengan kebutuhan. Ini cuma gambaran aja, ya.

Sebagian seserahanku.

1. Al-Qur'an dan perlengkapan shalat (mukena, sajadah, dan tasbih)

Untuk teman-teman yang beragama Islam, ini udah pasti ada di setiap seserahan. Kalau aku, perlengkapan shalat ini sekaligus jadi mahar juga, ya. Menurut suami, pemberian perlengkapan shalat dan Al-Qur'an ini maknanya berat dan besar, karena berarti suami siap untuk membimbing istrinya dalam hal agama (shalat dan mengaji).

Oh iya, kalau nggak salah, ketika ada yang mau memberikan seserahan dua kali, perlengkapan shalat ini cukup diberikan di seserahan yang terakhir kali aja. Koreksi kalau salah, ya.

2. Perhiasan (kalung, gelang, anting)

Aku pakai seserahan perhiasan juga, ya. Ini nggak mesti ada, kok. Kalau mau beli pun variasinya bisa disesuaikan keinginan masing-masing, karena kadar perhiasan emas juga beda-beda. Set perhiasan ini tanpa cincin, karena cincin merupakan kebutuhan terpisah di luar seserahan ini.

3. Make up

Versiku, ini disesuaikan dengan kebutuhan. Jadi bukan benar-benar satu set make up komplit. Kalau nggak salah, aku beli BB cream, bedak, eyebrow product, setting spray, mascara, eyeliner, beauty blender, face pallete, dan lip cream.

4. Skin care

Prinsipnya kayak make up, ya. Sesuaikan dengan kebutuhan. Kalau bisa memang brand yang biasa dipakai atau memang ditargetkan mau dicoba. Isinya cleanser, moisturizer, sunscreen, serum, masker, dan lain-lain.

5. Satu set kebaya (atasan, bawahan, kerudung)

Highlight dari seserahan ini biasanya adalah "perlengkapan/baju pesta". Aku pesan satu set (atasan kebaya & bawahan batik) bareng sama kemeja batik. Jadi, ceritanya biar jadi baju couple sekalian (tapi kemeja batik nggak aku masukkan ke kotak seserahan). Kerudungnya aku beli terpisah, menyesuaikan warna aja.

Kadang, ada juga yang ngasih dalam bentuk kain yang belum dijahit. Kalau seserahan diberikan saat lamaran, kain ini bisa dijahit untuk keperluan pernikahan (misalnya untuk gaun pernikahan, atau mungkin dipakai sebagai baju alternatif setelah acara selesai tapi masih mau menerima tamu).

6. Sepatu dan tas

Sepatu dan tas ini aku sesuaikan juga sama kebaya biar senada. Jadi isinya sepatu dan tas pesta juga. Aku cari yang memang belum aku punya dan bisa benar-benar kepakai nantinya. Aku cuma pakai satu sepatu dan satu tas, ya. Kadang, untuk catin lain, jumlah tas dan sepatu ini bisa lebih dari satu. Misalnya, ada tas pesta dan tas kerja, lalu ada sepatu pesta dan sepatu formal. Atau mau sepatu kasual? 

7. Baju tidur dan underwear

Ini isinya baju tidur kimono dan satu set underwear. 

8. Handuk dan peralatan mandi

Handuknya satu atau dua? Bebas. Satu aja juga cukup. Versiku, aku pakai dua handuk yang udah dibordir nama, dan dua-duanya masuk ke dalam kotak seserahan. Untuk perlengkapan mandi, isinya cukup sabun, sampo, dan lotion aja.

Seserahanku totalnya ada 8 box. Sebetulnya, barang yang aku siapkan awalnya lebih banyak dari yang akhirnya masuk ke kotak. Ini karena ada keterbatasan ruang dalam box berdasarkan tema dekorasi yang aku pilih. Aku pilih tema rustic, dan untuk tema ini, ternyata nggak bisa dipenuhi banyak barang (ini versi tempat sewa box yang aku pilih, mungkin tempat lain bisa beda). Kalau pun mau dipakai semua, bisa aja tapi jumlah box-nya harus ditambah. Karena menurutku 8 box udah banyak (kalau lebih banyak nanti repot bawanya) dan mau ngirit, akhirnya barangnya aja yang aku kurangi. Haha. Sebagian skin care, peralatan mandi, dan perintilan lain akhirnya nggak diikutkan masuk ke dalam box.

Intinya aku menyarankan beli secukupnya aja sesuai kebutuhan dan pilih barang yang pasti ke depannya kepakai. Esensi dari pernikahan bukan di seserahannya kok.💐

0 comments:

Post a Comment