Jika tadi kita bertemu, maka aku akan menawarkan diri untuk menemanimu pergi ke tempat-tempat yang ingin kamu kunjungi akhir-akhir ini. Pameran buku, galeri seni, bioskop, taman kota, atau tempat lain, aku bersedia pergi ke sana. Cukup kita berdua. Barangkali, di sana kamu akan memperkenalkanku pada buku-buku yang menarik untukmu, film yang kamu suka, atau lukisan terbaik di galeri. Kemudian, percakapan ringan akan terbangun di antara kita, diselingi lelucon darimu. Sudut bibirmu akan tertarik ke atas, menyunggingkan senyum yang rupanya tak pernah kulupa.
Jika kamu ada di sini, maka kita akan sibuk mengamati langit malam sambil berbaring di atas tikar yang kamu bawa. Langit malam ini cerah. Meskipun kita tidak bisa melihat tumpahan galaksi bimasakti, kita masih bisa melihat titik-titik sinar bintang yang bertebaran di atas sana. Indah sekali. Mungkin, untuk beberapa saat, kita hanya akan diam mengamati konstelasi bintang sembari menikmati alunan musik dari alam: embusan angin, gemerisik daun yang mengayun, kerik jangkrik, dan sayup obrolan orang-orang. Lalu, kita akan menyebutkan dan menunjuk setiap rasi bintang yang kita tahu, entah itu benar atau tidak.
Jika besok kamu ada waktu, maka aku akan mengajakmu pergi ke tempat makan yang menjadi favoritku saat ini. Menunya enak, tetapi rasanya tidak sehebat di tempat makan yang terakhir kali kita kunjungi. Namun, aku menyukai suasana di tempat itu. Tenang dan nyaman. Tempat yang cocok untuk mengikis waktu, bukan? Akan kuceritakan padamu mengenai teman-teman kita, buku yang sedang aku baca, kelanjutan cerita komik yang aku ikuti, atau bahkan rencana-rencana seru yang sedang dirancang. Kita akan duduk berhadapan, terpisah oleh dua gelas kopi di antara kita; mocha milikmu dan latte milikku.
Di luar, orang-orang akan sibuk berlalu lalang. Riuh mencurah. Senyap melesap. Tapi, kopi kita akan segera mendingin jika kita terlalu memperhatikan banyak hal.
0 comments:
Post a Comment