Lelaki yang Berbahagia




Orang-orang bilang, tempat ini sempurna. Dinding-dindingnya dipenuhi lukisan artistik yang membuat seseorang betah berlama-lama memandangnya, ada dekorasi bergaya retro yang membubuhkan aroma tua, dan ada alunan musik yang selalu memanjakan telinga. Setidaknya, begitulah kata orang.

Ini bukan kali pertamamu ke tempat ini. Biasanya, kamu hanya sendiri, atau ditemani teman-temanmu, lalu beramai-ramai mengobrol tentang hal-hal ringan hingga topik serius. Biasanya, kamu tidak terlalu memerhatikan detail di sekelilingmu. Sekali ada tempat yang membuatmu betah, kamu akan menambahkannya dalam daftar tempat yang sewaktu-waktu akan kamu kunjungi kembali; hanya demikian, begitu sederhana, tanpa menilik hal-hal kecil lain.

Namun, hari ini lain. Kamu mulai menengok kafe lebih dalam, mencari sudut yang tepat untuk kamu duduki. Lalu, kamu mengamati seisi ruangan, menncecap setiap gores lukisan yang tertangkap oleh mata, dan menikmati nada-nada yang sampai ke telingamu. Kamu memesan menu favoritmu, lengkap--hal yang jarang kamu lakukan di lain hari karena biasanya kamu hanya memesan minuman atau mencoba menu baru. Kali ini, kamu juga tidak sibuk dengan pekerjaan di laptopmu, atau buku-bukumu, atau ponselmu.

Ada seorang perempuan di hadapanmu, dan aku bisa melihat bahwa seluruh hidupmu kini tercurah padanya.

Kamu menampakkan senyum paling tulus. Kemudian, kamu bercerita tentang hal-hal lucu hingga perempuan di hadapanmu tertawa. Sewaktu-waktu, perempuan di depanmu menatapmu dengan serius, mendengarkan kata demi kata yang kamu ujarkan. Lalu, ia akan menanyakan beberapa hal, yang kemudian kamu jawab diselingi candaan. Kamu dan ia hanya melakukan hal-hal sederhana, tetapi aku tahu kalian berbahagia.

Kamu senang mengajaknya pergi ke tempat-tempat baru yang belum pernah kalian kunjungi. Galeri seni, museum, bangunan-bangunan bersejarah, air terjun, kota tua, bahkan pasar tradisional pun akan kalian sambangi. Saat aku menanyakan apa yang kamu cari, kamu bilang kamu hanya mencari dua hal: kebersamaan dengannya dan hal-hal baru. Kamu tak mencari hal-hal penuh kemewahan, pun dengannya.

Aku bisa melihat rona wajahmu, menemukan binar bahagiamu, meupun mendengar ritme debaran jantungmu ketika kamu bersamanya. Kamu adalah lelaki yang berbahagia. Kamu telah menemukan pelabuhanmu, tempat di mana kamu menurunkan sauhmu untuk selamanya.

Lalu, apakah harapan dari seorang lelaki yang tengah berbahagia?
           menua bersamanya, katamu.


(foto: pinterest.com)

6 comments:

  1. Menua bersama nya saling cinta

    ReplyDelete
  2. Kenapa lelaki itu tak mengajaknya keliling dunia (red: perpustakaan/ toko buku)? :)

    ReplyDelete
  3. Memang tidak dicantumkan, tetapi ia sudah pasti akan (selalu) melakukannya. :)

    ReplyDelete