Aroma Masa Lalu



Serupa kopi pertamamu pada pagi hari ini, begitulah rupa masa lalu yang ingin kau kubur sedalam mungkin: pahit, tetapi candu yang manis. Kafeinnya telah menyelami dirimu, tak akan pergi bahkan meskipun kau usir.

Serupa kopi pertamamu pada pagi hari ini, begitulah aroma masa lalu yang ingin kau musnahkan: wangi, namun memabukkan. Ada kepingan yang membahagiakanmu, tetapi lebih banyak yang membuatmu lara.

Bagaimanapun juga, hitamnya potongan kenangan itu berusaha kau enyahkan. Terlalu menyakitkan, katamu. Bahkan untuk memilikinya pun kau enggan.

Namun, kau tahu tidak, memori itulah yang menempamu. Tanpanya, tidak akan ada kau yang seperti ini: kuat dan pantang menyerah. Tangguh dan berpendirian. Sebagaimana pedang dibuat, seperti itulah dirimu. Kau akan siap menebas segala rintangan yang datang.

Jangan bilang aku berlebihan. Aku tidak bercanda.

Biarkan kenangan itu tetap ada dalam salah satu laci ingatan milikmu. Biarkan saja, tak perlu kau apa-apakan. Kelak, jika kenangan itu muncul, kau akan bisa tersenyum mengingatnya. Tanpa lara, tanpa duka, tanpa penyesalan.

Lalu kau bisa bilang, "Sepahit apapun rasanya, aku selalu bisa menemukan rasa manis dalam secangkir kopi yang kau suguhkan."

Selamat menapaki hari-hari baru.

Semoga kau tidak lelah beradu dengan jalinan kenangan yang bahu-membahu mendekapmu dalam masa lalu.

(foto: imgcell.com)

0 comments:

Post a Comment