Maaf untuk Nanti

Ya ampun, ternyata sakit itu tidak enak, ya.

Beberapa hari ini, aku hanya bisa berbaring di tempat tidur (tepatnya, ini yang kulakukan; berguling ke sana ke mari, menarik selimut, tidur lagi), atau sesekali bangun lalu bergerak sedikit. Bahkan aku tidak sanggup berdiri lama-lama. Untuk sekadar memegang ponsel saja... rasanya enggan.

Meskipun begitu, akhirnya hari ini aku punya tenaga untuk menulis surat ini. Thank's God. Aku senang bisa melepaskan diri dari jeratan kasur!

Katamu, aku ini tukang makan, kan? Kalau kamu melihaku sekarang ini, barangkali kamu akan tertawa terbahak-bahak. Aku tidak berminat makan apapun. Apapun. Coba sekarang bawakan aku semua makanan favoritku: rendang, cumi-cumi, udang goreng tepung, sate kambing, dan lainnya. Aku bersumpah aku tidak akan berselera memakan itu semua saat ini. Menyedihkan, memang. Jangan kaget jika tiba-tiba berat badanku turun ketika aku sembuh nanti.

Coba berikan aku sedikit tips untuk menjaga kesehatanku. Aku tahu kamu ini kebal terhadap penyakit apapun. Apa gara-gara kamu hoby nge-gym? Atau gara-gara kamu hobi makan buah? Hm... jangan-jangan kamu penah mandi di Sungai Styx, lalu kamu menanggung kutukan Achilles? Jadi, di mana titik fanamu? Ah, sudahlah.

Rasanya aku terlalu cerewet untuk ukuran orang sakit.

Aku tahu besok waktunya aku menepati janji untuk menemanimu ke Festival Kota Lama. Kamu masih berniat memotret sudut-sudut kota di hari spesial besok, kan, meskipun aku tidak datang? Maaf karena aku tidak bisa memenuhi ucapanku sendiri. Ini keadaan darurat yang menyebabkan aku boleh melanggar janjiku... jadi, jangan protes, ya.

Okay?

/A/

2 comments: