Terima Kasih

Tadinya aku tidak tahu bahwa aku betul-betul merindukanmu sampai aku melihatmu muncul di depan pintu rumahku.

Rasanya sudah lama sekali kita tidak bertemu. Padahal, baru beberapa hari saja aku tidak berjumpa denganmu. Namun, aku lalu sadar bahwa aku sangat rindu melihat cengiran lucumu yang sering kamu suguhkan untuk menggodaku. Aku rindu lesung pipit di pipi kananmu yang muncul ketika kamu tersenyum. Aku rindu guratan-guratan yang muncul di sekitar matamu ketika tertawa. Aku rindu suaramu. Aku rindu kamu.

Aku tidak akan mengatakan hal itu langsung di depanmu, tapi kuharap kamu tahu. Bahagia rasanya melihat kamu datang, dengan senyum ramah dan tatapan teduhmu, yang seolah-olah ingin mengatakan; semuanya akan baik-baik saja.

Kemudian, seperti biasa, kamu melontarkan berjuta-juta lelucon untuk menghiburku. Astaga, apakah aku sudah pernah bilang bahwa belum ada satupun orang yang berhasil mengubah mood burukku dengan cepat, kecuali kamu? Bahkan (sepertinya) tanpa perlu berusaha keras, rasa humormu itu selalu berhasil membuatku lebih baik.

Kamu juga bercerita mengenai banyak hal. Tentang teman-temanmu yang begitu senang membuat kehebohan, tentang kesibukanmu, tentang festival yang tidak bisa kudatangi, episode terbaru dari anime kesukaanmu, semuanya. Aku barangkali hanya menjadi pendengar, tetapi aku senang sekali.

Setelahnya, kamu memperhatikanku lekat-lekat, membuatku gugup setengah mati. Aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan. Hanya saja, kuharap itu bukan tentang rambut lepek atau muka pucatku. Aku pasti sangat terlihat buruk.

Namun, kamu justru tersenyum lucu. "Ada waktu untuk jatuh, sakit, terpuruk. Tapi, percayalah, kebahagiaan sedang menanti di depanmu," katamu.

Aku tahu.

Sepertinya aku tidak menyadari waktu sampai akhirnya kamu berkata, "Istirahat dulu, biar lekas baikan."

Kamu menepuk kepalaku pelan, lalu tersenyum hangat.

Aku seakan-akan lupa pada sakitku. Aku merasa lebih baik. Tetapi, lidahku terlalu kelu untuk mengatakan apapun. Yang jelas, terima kasih karena sudah menyediakan waktu untuk menjengukku ...



... juga untuk setandan pisang yang sebuah kartu ucapan yang kamu berikan.

: semoga cepat sembuh, tulismu.

/A/