Tentang Samurai

"... dan jangan biarkan rasa takut membuatmu tak berdaya."
Hidup di era digital seperti ini, orang-orang mungkin akan memandangmu bingung jika kamu lebih memilih menulis dengan pulpen di buku dibanding mengetik di komputer. Hal yang sama terjadi ketika seorang samurai lebih memilih menggunakan pedang sakaboto, pedang bermata terbalik yang sisi tajamnya justru ada di bagian dalam.

Kalau kamu pernah membaca atau menonton Samurai X, atau versi live action-nya yaitu Rorouni Kenshin, kamu pasti tahu bagaimana rupa pedang yang digunakan Himura Kenshin. Alih-alih menggunakan pedang tajam, sang Hitokiri Battosai ini justru memilih pedang sakaboto. Pedang itu tidak akan membunuh orang lain. Tidak akan membunuh lagi, begitulah prinsip hidupnya setelah menjadi pengembara. Meskipun dulu ia adalah seorang pembantai yang telah membunuh banyak orang, ia memilih menutup masa lalunya.

Nah, kali ini, biarkan aku meracau lagi padamu tentang samurai ini.

Aku baru saja menonton versi live action Samurai X. Filmnya berdarah-darah, dan meskipun aku berkata aku tidak takut, ternyata aku tetap mengalihkan pandangan di beberapa adegannya.

Ada satu hal yang membuatku mengagumi sosok Kenshin, yaitu kerendahan hatinya. Tentu saja, dia ahli pedang yang hebat, bukan? Tapi, ia tidak pernah merasa hebat. Ia tidak pernah menyombongkan dirinya. Berkali-kali, jika ada yang berusaha menantangnya, ia akan lebih banyak mengelak meskipun lawannya sangat bernafsu untuk membunuh. 

Bahkan, pada saat Sanosuke mengajaknya duel, Kenshin berkata, "Aku tidak akan menghunus pedangku."

Aku hanya merasa, cara yang digunakan Kenshin ini sangat ... halus. Kemampuan pedangnya bukan untuk pamer, bermain-main, atau menindas orang lain. Tapi benar-benar tulus untuk melindungi orang-orang di sekitarnya. Dan, ia selalu berusaha untuk tenang. Tidak takut.

Nah, ada scene lain yang paling aku ingat. Kanryu--seorang pemilik bisnis--mengganggu acara makan-makan Kenshin demi menawarkan setumpuk uang untuk 'membeli' Kenshin. Kenshin menolak, tapi kemudian Kanryu menjatuhkan uangnya sedikit demi sedikit ke hadapan Kenshin sambil mengoceh panjang dengan gaya soknya. Oke, pada bagian ini aku betul-betul gemasss sekali dengan Kanryu. Tapi, Kenshin dengan tenangnya justru menaruh mangkuknya, mengumpulkan uang tersebut satu persatu dan berkata, "Kau sangat tidak sopan."

Bagaimana bisa ada orang yang sebegitu tenangnya? Sebegitu rendah hati, lembut, dan tulus? Sepertinya jalan kehidupan Kenshin banyak membawa kedewasaan dalam dirinya, sehingga aku semakin merasa seperti butiran debu saja.  /_\

Tulisan ini semakin menjadi tidak jelas. Pokoknya, aku hanya bisa bilang, aku suka cerita tentang si pengembara ini, dan aku banyak belajar banyak nilai-nilai hidup darinya. Kalau kamu belum pernah membaca manganya atau menonton anime dan filmnya, coba luangkan sejenak waktumu untuk larut dalam dunia samurai ini.

"Jadilah seorang pria yang menjaga keluarganya sampai akhir, seperti yang dilakukan kakakmu."
Dan, terima kasih banyak untuk seorang teman yang sudah bersedia susah payah mengunduhkan filmnya. ~(˘▾˘)~

(foto: shadowfreejason.blogspot.com)

0 comments:

Post a Comment